Listrik Palsu

Cerita ini terjadi sekian tahun yang lalu, di sebuah dusun kecil di daerah Jetis, Mojokerto.

Syahdan, sebut saja namanya Mbah Jaun, mendengar berita bahwa dusun Pecuk akan segera dapat giliran program “Listrik Masuk Desa” betapa senangnya beliau. Tak henti-hentinya ia selalu bercerita tentang kehebatan listrik ini kepada semua orang yang ia temui.

“Syukur, Le, syukur. Ternyata diusia mbah yang sudah lingsir (tua – red) ini, masih diberi kesempatan oleh Gusti Allah untuk menikmati kehebatan listrik. Kamu, sudah ngerti ga, Le, listrik itu apa? Listrik itu alat canggih, Le, tinggal tekan tombol saja ruangan yang gelap sudah jadi terang. Tinggal tekan tombol saja, gamelan sak perangkat sudah berbunyi semua. Hebat pokoke, Le, hebat. Sudahlah kamu nanti akan merasakannya sendiri,” ujarnya pada seorang pemuda suatu hari.

Setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya tiba juga bagi masyarakat Dusun Pecuk untuk menikmati aliran listrik ini, begitu pula dengan Mbah Jaun.

Begitu malam mulai merayap, semua warga bergegas untuk menyalakan lampu listriknya untuk yang pertama kalinya. Cahaya terang nampak di balai-balai rumah warga, namun sayangnya hal itu tidak berlaku di rumah Mbah Jaun.

Demi melihat kejadian itu, salah seorang tokoh pemuda Dusun Pecuk, sebut saja Anshor, bergegas mendatangi rumah Mbah Jaun, takut terjadi sesuatu.

“Mbah, Mbah, kok lampunya tidak dinyalakan kenapa?” tanyanya pada Mbah Jaun.

“Oalah, Le, zaman sudah maju begini kok masih ada yang yang tega menipu saya..”

“Menipu, bagaimana tho, Mbah?”

“Ya ini, lainnya pada diberi listrik asli kok tiba giliran rumah saya diberi yang palsu…”

“Palsu, bagaimana tho, Mbah?” tanya tokoh pemuda itu penasaran.

“Ga palsu gimana, Le. dari tadi tombolnya tak pencet berulang kali tetap saja lampunya nggak mau nyala…”

“Biar saya coba ya, Mbah?”

“Percuma, Le, ga akan bisa nyala, listriknya palsu itu, palsu…!” Jawab Mbah Jaun kesal.

“Oalah Mbah, Mbah, lha lampunya belum ada bagaimana bisa nyala…”

“Lho, tapi kata petugasnya tinggal pencet tombol ini langsung nyala e, Le. Awakmu itu ga ngerti kok sok mintere wong tuwo…” (and)

2 komentar di “Listrik Palsu

Tinggalkan komentar